Desa Margoyoso

MARGOYOSO - Pasar Desa Margoyoso dulunya sebuah pusat perdagangan yang sangat ramai, pada era 1850 - 1990 an.  Untuk menghidupkan kembali, Kepala Desa Margoyoso Adi Daya Perdana mengubahnya menjadi rest area dengan tampilan menjadi lebih segar. 

Renovasi Rest Area Margoyoso sudah mulai digagas dan ditata ulang oleh kepala desa mulai 2021 silam, perlahan dan secara bertahap hingga sekarang menuju proses finishing. 

Tahapan dalam pembangunan rest area adalah pembangunan jalan masuk Dusun Tobong, membangun aula pasar desa kemudian toilet, kios - kios, area parkir, mushola, tempat wudlu dan yang lainnya.

(Proses pengecoran)

Revitalisasi rest area pasar desa telah melalui dan dibentuk dengan musyawarah desa yang dihadiri para sesepuh. Setelah melalui musyawarah yang matang kemudian dikukuhkan melalui sebuah keputusan bersama.

Setelah terbentuk badan revitalisasi pasar selesai, selanjutnya juga dibentuk pengelola pasar desa. Susunannya terdiri dari beberapa unsur yaitu  perangkat desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), pedagang pasar, BUMDes dan tokoh masyarakat. 

(Pemdes bersama stake holder di desa mengadakan rapat Rest area Pasar)

Sesuai musyawarah bersama, rest area nantinya dibentuk untuk menjadi obyek pendukung wisata kawasan Borobudur dan memasarkan produk lokal Desa Margoyoso. Hal ini untuk meningkatkan pendapatan asli desa dan membentuk ikon desa Margoyoso dikenal lebih luas di wilayah sekitarnya. 

Mengingat berkembangnya pariwisata Borobudur, diharapkan bisa sebagai pintu masuk peluang ekonomi bagi warga desa melalui pengaruh tidak langsung. Sehingga, Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman diusulkan melalui penelitian destinasi “transit” sebagai kawasan yang dilalui oleh wisatawan sebagai tempat peristirahatan dengan menyediakan beragam makanan tradisional, cindera mata, dan fasilitas umum lainnya.

Pemerintah dalam hal ini telah mencetuskan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti penting menyambut tamu dalam pembangunan ekonomi. Salah satunya yaitu mengajak para pedagang untuk studi banding ke tempat rest area lain di wilayah Magelang.

Walau belum  jadi 100 persen, namun sudah mulai nampak bahwa rest area kini bisa menjadi ruang publik, yang bisa dinikmati semua masyarakat desa. Seperti untuk berjualan para UMKM warga, tempat olahraga warga seperti bulu tangkis, voli plastik dan tempat bermain bersepeda anak-anak, tempat perkumpulan, acara pernikahan, acara keluarga, tempat istirahat para pemudik atau supir. Selain itu, halte Trans Jateng juga ditempatkan di rest area, dan bahkan ketika bulan puasa diadakan Pasar Takjil Ramadhan.

(Karang Taruna mengadakan Pasar Takjil saat Ramadhan)

Adi Daya mendorong warga atau pelaku kegiatan yang ingin membuat acara bisa di rest area Margoyoso. “Rest area bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi warga Margoyoso. Kita mendorong acara atau event dibuat di rest area Margoyoso agar pelaku usaha dapat berjualan di lokasi,” jelasnya.

Renovasi ini bukan sekedar bangunan saja tapi ada harapan warga didalamnya. Sebagian besar warga ketika bertemu dengan Adi Daya mengungkapkan kerinduan, mengingat suasana pasar Margoyoso seperti sediakala dijaman nenek moyang terdahulu. 

Mereka menitipkan pasar desa untuk dihidupkan kembali dengan versi terbaru. Mengingat Pasar Margoyoso pada tahun 1980-an merupakan pusat perdagangan besar. Akan tetapi memasuki tahun 1990-an mulai meredup dengan berbagai faktor. 

Walaupun sudah melewati jaman yang berbeda, tetapi tidak membuat Pemerintah Desa berputus asa. Meski tidak bisa dipungkiri untuk mengembalikan pasar seperti sedia kala tidaklah mudah. 

"Tetapi kita bisa membuat suasana baru untuk tempat ruang publik. Dengan tujuan besar yaitu meningkatkan ekonomi warga di semua dusun di Margoyoso," harapnya. (Hani Putri)

Untuk melihat lebih jelas grand desain rest area Margoyoso ada di bawah ini :