Jelajah
IMG-LOGO
Kearifan Lokal

ADAT BUDAYA SADRANAN DILAKSANAKAN DUA KALI TIAP TAHUN

Create By Kiswadi 13 September 2024 21 Views
IMG

KOTA MUNGKID – Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, yakni dari kata sraddha yang artinya keyakinan. Sedangkan dalam Bahasa Jawa, berasal dari kata sadran yang artinya Ruwah/Sya’ban. Upacara adat nyadran adalah upacara adat membersihkan makam dan mengirim doa pada leluhur sebelum datangnya Bulan Suci Ramadhan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, yang diyakini upacara tersebut merupakan tradisi dari para leluhur sebagai upacara pembersihan diri sebelum memasuki bulan suci.

Selain di bulan sya’ban, masyarakat desa Margoyoso melaksanakan kegiatan membersikan makan pada bulan safar. Tradisi tersebut merupakan peninggalan nenek moyang dimana pada bulan safar biasanya diisi dengan kegiatan pertunjukan wayang, tari-tarian dan sebagainya. Para umaro’ dan ulama di Desa Margoyoso sepakat kegiatan pada bulan safar diisi dengan kegiatan ziarah kubur.

Desa Margoyoso yang terletak di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah memiliki tradisi unik tersebut. Jadi tradisi ziarah kubur untuk mendoakan para leluhur dilaksanakan dua kali pada bulan sya’ban/ruwah dan bulan sofar/sapar. Hari pelaksanaan telah ditentukan yaitu pada hari pasaran Kliwon pada bulan tersebut.

Adapun tata cara pelaksanaan upacara adat ini adalah: warga datang dan berkumpul di makam dengan membawa sedekah/ berkat berupa nasi, sayur dan lauk yang sudah dikemas dengan kranjang, kardus atau besek. Sedekah tersebut diserahkan kepada panitia untuk dibagikan kembali setelah acara selesai. Acara dibuka oleh MC yang dilanjutkan dengan sambutan dari Panitia dan bapak Kepala Desa. Setelah itu acara dilanjutkan dengan Tausiyah dari sesepuh desa kemudian dilanjutkan dengan mengirim doa (bacaan tahlil). Setelah selesai mengirim doa dimakam leluhur warga kembali ke tempat berkumpul tadi untuk makan dan minum yang telah disediakan panitia, kemudian membawa berkat yang ada di meja untuk dibawa pulang.

Dalam sambutannya, Bapak Kepala Desa selalu mengingatkan kepada warga desa untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai warga negara yang baik. Diantaranya menunaikan kewajiban pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan aktif dalam kegiatan pembangunan di lingkungan masing-masing.

Kegiatan adat nyadran di Desa Margoyoso tidak hanya diikuti oleh warga desa, tetapi juga dihadiri oleh warga di luar desa bahkan dari perantauan. Mereka meluangkan waktu untuk berziarah ke makam keluarga yang telah mendahului sebagai bentuk ibadah mendoakan para leluhur dan untuk mengingatkan akan kematian. Selain itu juga sebagai ajang silaturahmi antar keluarga dan antar warga Desa Margoyoso.

96,8 FM Radio Gemilang