Jelajah
IMG-LOGO
Kearifan Lokal

Kesenian Warokan: Salah satu kesenian tari yang berkembang di Desa Margoyoso.

Create By Arifiyanto 15 September 2025 23 Views
IMG

MARGOYOSO - Warokan adalah salah satu ragam kesenian tari tradisional kerakyatan yang berkembang di Desa Margoyoso sekitar tahun 2019 hingga kini. Tarian ini berkembang turun temurun di kalangan rakyat desa karena gerakannya cenderung mudah ditarikan. Iringan musik dan busana yang digunakan pun cenderung sederhana. properti yang digunakan adalah toyak, dan tali kolor besar. Warokan ditarikan secara berpasang pasangan, menggambarkan suatu peperangan. Tarian warokan memiliki banyak ragam gerak yang mencerminkan gerak prajurit dalam peperangan, mulai dari pemanasan hingga adu lawan.

 

Warok berasal dari wewarah, yaitu orang yang memiliki tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok juga adalah penggambaran orang yang paling besar, paling berani, dan paling kuat. Maka dari itu, terdapat adegan peperangan dalam tarian yang disajikan. Siapa yang menang itulah yang disebut sebagai warok. Gambaran dari warok diwujudkan dalam bentuk perawakan tinggi, besar, berkarakter tangguh, dan pemberani. Gambaran itulah yang kemudian menjadi ciri khas penampilan para penari warok: berbaju hitam, bercelana komprang hitam ¾, ber-jarik kotak-kotak, memakai belangkon bergelung, memakai gelang kaki/klintingan, berwajah merah menyala, berkumis tebal, dan berjenggot.

 

Tari Warokan adalah salah satu dari sekian tarian yang begitu digemari masyarakat di Desa Margoyoso. Tarian ini banyak ditampilkan di acara-acara seperti hajatan, HUT kemerdekaan RI, dan lain-lain.

Lirik lagu Warokan juga menggambarkan semangat Desa Atikorupsi di Margoyoso terutama nilai tanggung jawab, disiplin, kerja keras dan berani. (ARIF)

 

Turi-turi putih

 

Etan kali kulon kali, Etan kali kulon kali

(Di timur sungai di barat sungai, di Timur sungai di barat sungai)

Tengah-tengah tanduran pari

(Di tengah-tengahnya tanaman padi)

Saiki ngaji sesok yo ngaji

(Sekarang mencari ilmu, besok tetap mencari ilmu)

Ayo manut poro kyai

(Ayo ikuti ajaran para alim/ ulama)